Minggu, 14 Februari 2010

Incar Juara OMR dan Motoprix

04/02/2010

Tampil dengan pabrikan baru, Jayadi Racing Team semakin percaya diri untuk menyambut musim balap 2010 yang sudah pasti akan terjadi persaingan sengit.

Tim yang bermarkas di Pondok Gede ini semula mengandalkan pabrikan Suzuki, namun entah karena apa, Jayadi yang juga pembalap Supersports ini pindah ke Honda.

Kolaborasi Jayadi Racing Team dengan Honda ini diharapkan bisa menjadi tim yang solid, karena didukung beberapa sponsor yang sebelumnya sudah meramaikan balap motor di Indonesia, seperti Denso, Castrol, NHK. Tak heran Jayadi Racing Team secara resmi memakai nama ‘Honda Denso Castrol NHK Jayadi Racing Team’.

“Musim ini akan menjadi tantangan baru bagi kami untuk bisa meraih prestasi maksimal di dua kejuaraan yang kmi ikuti yaitu juara Honda Racing Championship (HRC/OMR Honda) dan Motoprix,” ujar Ahmad Jayadi saat temu wartawan di Jakarta, Kamis (4/2).

Tahun lalu, tim ini sukses mengantar Oki Ristan menjadi juara nasional kelas pemula (MP4). Musim ini, Oki Ristan yang naik di kelas seeded tetap dipertahankan ditambah pembalap pemula berbakat dari Surabaya, Tommy Salim.

“Kepindahan kami ke Honda tahun ini adalah karena melihat kesungguhan Honda mengadakan HRC sejak tahun 2003 secara berkala. Itu menjadi bukti mereka konsisten dalam mendukung dunia balap di Indonesia, disamping memiliki akses balap ke jenjang dunia. Selain itu, dukungan dan komitmen para sponsor kami menjadi bekal untuk terus mencetak prestasi di ajang road race nasional,” papar Ompong, panggilan karib Ahmad Jayadi.

Selain sponsor di atas, Honda Denso Castrol NHK Jayadi Racing Team juga didukung sponsor lainnya yaitu IRC, WD40, Showa, FIM Piston, E-Trading, DMAS, dan AHRS.

“Target kami tentu menjadi juara di HRC dan motoprix. Kita juga akan ikut menjadi wildcard kejuaraan Asian GP di Sirkuit Sentul. Untuk itu saya berterima kasih kepada para sponsor yang telah mempercayai dan mendukung kami musim ini,” tegas Jayadi.

Sementara Oki Ristan mengaku siap bertarung dengan motor barunya. “Saya bangga kembali memperkuat Jayadi Racing Team. Saya berjanji untuk bisa menjadi yang terbaik tentunya dengan bimbingan Ahmad Jayadi serta dukungan teknik dari Honda. Saya telah melakukan persiapan baik fisik maupun teknik,”aku Oki yang kini telah menyandang status pembalap seeded.

Motoprix

Oki Ristan

Ahmad Jayadi

Sumber : www.inilah.com

Ban Resmi Motoprix

02/03/2008

Putaran pertama Kejurnas Motoprix yang akan digelar di Sirkuit PRJ, Kemayoran, Minggyu (2/3), sekaligus menjadi ajang terakhir yang memberikan kebebasan pembalap untuk memilih ban. Untuk ajang Kejurnas Motoprix dan Indoprix sepanjang musim 2008, ban IRC produksi PT Gajah Tunggal Tbk akan menjadi ban resmi.

Pihak pabrikan ban telah menandatangani kontrak dengan PP IMI dan mulai berlaku pada 10 Maret mendatang. Dalam rangka sosialisasi sebelum tampil sebagai ban tunggal resmi di Motoprix dan Indoprix, IRC akan melakukan coaching clinic kepada pembalap di Kemayoran. Selain itu, akan dibuka gerai khusus untuk menjual ban.

Kepala Bidang Olahraga dan Prestasi PP IMI, Irawan Sucahyono pun membenarkan kalau IRC dari PT. Gajah Tunggal Tbk adalah ban resmi Kejurnas Motoprix dan Indoprix 2008. “Kontraknya sudah ditandatangani sejak pekan lalu. Tapi, karena butuh sosialisasi sekitar dua pekan, maka seri pertama Kejurnas Motoprix di Kemayoran sekaligus jadi tempat sosialisasi. IRC pun berbaik hati dengan memberi kebebasan kepada setiap pembalap untuk memakai mana pun sesuai keinginan mereka, karena ketetapan itu mulai berlaku 10 Maret ini.

Tapi, rasanya meski boleh memakai ban jenis lain, rata-rata semua pembalap sudah langsung memilih IRC untuk sekaligus beradaptasi jelang seri-seri berikut,” jelas Irawan, Jumat (29/2). Menurutnya, IRC dianggap lebih cocok untuk balapan Motoprix dan Indoprix karena konturnya lebih sesuai dan penawarannya lebih masuk akal kepada pembalap.

Sumber : http://www.indonesianracing.com

Foto-Foto Kawasan Pabrik Gajah Tunggal

Berikut kami publikasikan beberapa foto yang kami dapatkan selama tur berkeliling kawasan Pabrik Gajah Tunggal
Kawasan pabrik yang begitu asri.

Aktivitas truk bermuatan ban karet.

Truk kosong yang menunggu di isi ban-ban produksi.

Proses bongkar muat.

Tata bangunan yang terpelihara.

Kantor dari pabrik Gajah Tunggal.

Tempat penyulingan air sungai Cisadane.

IRC and Us

Pada hari Jumat tanggal 13 November 2009 Kami mengikuti sebuah workshop yang diadakan oleh IRC tire indonesia. Sekitar jam 7 pagi kami dan para peserta workshop dari sekolah lain berkumpul di wisma Gajah Mada untuk berangkat ke pabrik Gajah Tunggal dengan menggunakan bus yang sudah disediakan oleh pihak penyelengara. Wisma Gajah Mada juga menjadi tempat regitrasi ulang bagi para peserta yang berpartisipasi dalam acara ini. Setelah registrasi para peserta mendapatkan sebuah "Goddie Bag" yang berisikan barang-barang yang kami butuhkan selama mengikuti tur pabrik dan produk-produk dari dari para sponsor. Sponsor utama dari workshop ini adalah dari pihak IRC sendiri, dan co sponsor dari workshop ini adalah Softex, Bank Ganesha, dan Universitas Bina Nusantara.

Sesampainya di pabrik kami disambut, kami dipersilahkan untuk memenuhi auditorium/aula dari pabrik IRC untuk mendapatkan kata sambutan dari orang-orang yang terlibat dalam aktivitas pabrik seperti sambutan dari Bapak Haryanto selaku General Manager, Bapak Budi Mulya selaku Vice President, dan Mr. Takashi selaku Technical Support (beliau berasal dari Jepang). Setelah mendengarkan kata sambutan dari orang-orang tersebut, pihak panitia membacakan jadwal acara yang akan kami ikuti sepanjang mengikuti tur.
IRC merupakan sebuah perusahaan yang memproduksi ban karet. Beberapa merk yang berada dibawah naungan IRC Indonesia adalah merk Gajah Tunggal, GT Radial, dan iRC. Pabrik Gajah Tunggal yang saya kunjungi, mereka merupakan pemasok terbesar atas permintaan ban karet maupun ban dalam di Indonesia. Beberapa merk kendaraan sepeda motor yang menggunakan produk ban dari PT. Gajah Tunggal adalah para pemegang merk Yamaha dan Honda. "I think that IRC tire is number one in Indonesia."(Mr. Takahasi).

Setelah itu para peserta dibagi-bagi menjadi beberapa bus untuk berkeliling kawasan pabrik Gajah Tunggal. Pada tur ini kami hanya akan duduk di dalam bus dan sekedar melihat-melihat kawasan pabrik. Mengingat kawasan pabrik yang luasnya sekitar 250 hektar tidak memungkinkan bagi kami semua berjalan kaki mengitari kawasan pabrik. Selama perjalanan melihat kawasan pabrik Gajah Tunggal, kami ditemani oleh 3 orang pemandu yang menjelaskan setiap bagian-bagian (bangunan-bangunan) yang ada dikawasan pabrik dan kegunaannya masing-masing. Bagian pertama yang kami kunjungi Pool Kendaraan. Di tempat inilah tempat berlabuhnya segala jenis alat pengangkut hasil produksi ke pemasok-pemasok ban. Selanjutnya kami berkeliling mengitari gudang tempat penyimpanan hasil produksi sementara sebelum dikirimkan kepada konsumen. Ban yang disimpan di dalam gudang ukurannya bervariasi antara 8 inch sampai 25 inch. Selanjutnya kami melihat suatu tempat yang disebut kawasan GT Radial. Di sinilah produksi ban dengan merk GT Radial diproduksi. Ban merk GT Radial merupakan salah satu merk yang dibawahi oleh IRC Tire Indonesia. Kegiatan produksi ban GT Radial dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan ban karet local dan internasional. Salah satu kelebihan ban GT Radial adalah ban tersebut dapat digunakan pada kendaraan yang dipacu sampai dengan kecepatan 300 km/jam. Salah satu jenis varian ban yang hanya diperuntukan untuk pasar internasional adalah tipe Air Pro. Ban ini didesain khusus untuk digunakan di medan yang bersalju/es. Setelah hampir meraih ujung dari jalanan beraspal, kami berputar balik untuk melihat kawasan-kawasan lainnya. Selanjutnya kami melihat sebuah kantin yang cukup besar, guna untuk tempat makan para karyawan pabrik. Karyawan/pekerja di pabrik ini berkisar kurang lebih 19.000 orang. Melihat ke sisi yang lain, saya melihat ada sebuah pabrik yang saya tidak pernah pikirkan sebelumnya ada di kawasan pabrik ini. Pabrik Softex. Menurut pak pemandu wisata kami, pabrik Softex merupakan salah satu anak perusahaan dari Pabrik Gajah Tunggal. Disebelah sisi kiri, tertutup oleh beberapa batang pohon, ada sebuah pabrik yang khusus memproduksi tali kipas dan tali “belt” dynamo. Nama pabrik tersebut adalah PT. Bando Indonesia. Dan hal terakhir yang kami lihat adalah sebuah mesin yang digunakan untuk menyuling air sungai Cisadane.

Selanjutnya kami dan rombongan lain yang tergabung dalam satu bus, dipersilahkan untuk melihat cara produksi ban karet. Sebelum masuk ke dalam pabrik, kami diberikan sedikit teori mengenai proses produksi yang mereka lakukan. Belum masuk kedalam pabrik, kami bisa merasakan hawa panas yang keluar dari gerbang pabrik. Satu hal yang harus diperhatikan sebelum kami masuk ke dalam pabrik adalah kami harus menggunakan masker, karena kualitas udara di dalam pabrik sangat tidak baik bagi kesehatan. Setelah pemandu wisata kami memastikan semua telah menggunakan masker, maka kami segera masuk ke dalam pabrik, di mana hawa yang lebih panas akan terasa.
  • Tahap produksi yang pertama adalah Warm Up Mill. Pada tahap ini segala jenis bahan baku karet sintetis dan karet alam dicampur menjadi satu agar bahan bisa menjadi lebih homogen.
  • Tahap kedua adalah Feed Mill. Disini karet akan dilumatkan agar lebih homogeny lagi. Karet dibuat homogen untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan selama proses produksi.
  • Tahap ketiga disebut Tread Extruding. Pada tahap ini karet digiling dan dilumatkan lagi menggunakan listrik (diestrum) untuk menghilangkan udara yang terkandung dalam karet.
  • Tahap keempat disebut dengan Cooling Confeyair. Pada tahap ini karet yang bersuhu sekitar 100˚C didinginkan menggunakan air hingga suhunya mencapai 30˚C - 40˚C.
  • Tahap kelima adalah tahap Spon Roll. Pada tahap ini karet yang sudah didinginkan dihilangkan airnya (dikeringkan) dengan cara ditiup menggunakan blower.
  • Tahap keenam adalah Rolling Trap. Pada tahap ini karet dipotong-potong menjadi ukuran yang telah ditentukan.
  • Tahap ketujuh adalah Extruder. Disini karet yang telah dipotong-potong (kain ban) diberi kawat disekeliling kain ban tepat ditengah-tengah kain pula. Selanjutnya kami melewati daerah Stock Area. Disini adalah tempat ban setengah jadi ditempatkan, menunggu proses produksi selanjutnya.
  • Tahap kedelapan ban akan ditiup dan diberi tekanan angin agar dapat mengembang. Tetapi sebelum ditiup ban akan “dipresto” agar mudah dibentuk.
  • Tahap kesembilan adalah tahap Tire Inspection. Disini ban yang telah melewati proses produksi akan diperiksa kelayakan pakainya. Jika ada ban yang rusak (sobek) atau ada cacat sedikit, akan dikelompokan sendiri dan akan diproses ulang.
  • Tahap kesepuluh adalah Tire Wobling. Disini ban diperiksa apakah ban tersebut akan oleng bila dipacu pada kecepatan tertentu. Pemeriksaan ini menggunakan laser.
  • Dan yang terkahir, tahap kesebelas adalah tahap Tire Balancing. Disini para pekerja akan mencari titik dari sebuah ban tempat direkomendasikannya letak ban dalam dan tempat pentil ban sebaiknya diletakkan.
Dari semua proses tersebut kami sekelompok mendapat ilmu baru mengenai pembuatan ban selengkap ini yang tidak pernah kami dapatkan di sekolah. IRC juga peduli pada kualitas produknya dan keamanan bagi para konsumen yang akan menggunakan ban mereka. Sebelum keluar ke dari pabrik, para pekerja telah memeriksa apakah ban yang akan dipasarkan mempunyai mutu yang bagus dan tahan lama dan juga apakah ban tersebut aman pada saat dipakai (tidak oleng). Satu hal yang kami pelajari dari proses ini adalah ketekunan dalam menjaga kualitas ban dan tidak menyepelekan masalah kecil sangat diperlukan untuk menjaga stabilitas pasar bahkan peningkatan konsumen.

Dengan luas pabrik sekitar 250 hektar dan diperlakukannya sistem kerja "shift" yang mengharuskan pabrik tersebut beroperasi selama 24 jam, masih belum memungkinkan bagi pihak IRC untuk memenuhi permintaan keperluan ekspor (Amerika Latin dan Eropa) dan keperluan dalam negeri. Sampai sekarang ini pihak Pabrik Gajah Tunggal masih melakukan ekspansi lahan untuk memenuhi permintaan masyarakat akan ban karet. Proyek ekspansi yang terus dilakukan oleh pabrik Gajah Tunggal menunjukan suatu langkah kongkrit yang dilakukan untuk melayani masyarakat lebih lagi akan kebutuhan ban karet. Pabrik Gajah Tunggal, dalam menjaga mutu dari ban karet hasil produksinya, mereka menentukan sebuah prinsip yaitu, jika pada hasil produksi ditemukan cacat sedikit pun, mereka akan mengolah ulang ban tersebut dari proses awal produksi.

Pabrik Gajah Tunggal ini juga terkenal ramah lingkungaan. Mereka memanfaatkan sumber daya alam yang ada secara efisien. Sertifikat ISO 14000:1 merupakan salah satu bukti bahwa IRC memang peduli akan lingkungan sekitar. Disatu sisi kawasan pabrik ini kami juga melihat satu tempat penyulingan air kali cisadane untuk keperluan industri maupun kepentingan umum para karyawannya. Dengan melakukan penyulingan air sungai, saya yakin kalau itu sudah menghemat banyak biaya konsumsi air.

IRC juga peduli terhadap kesejahteraan para karyawannya. Pihak IRC telah menyediakan fasilitas umum untuk para karyawannya (berupa rumah makan, balai kesehatan, sarana olahraga, mesjid, dll). Setiap tahunnya IRC juga mengadakan program mudik bersama untuk para karyawannya. Di sisi lain kawasan pabrik ini juga terdapat kawasan industri kecil yang diperuntukan bagi para pensiunan yang bekerja di pabrik tersebut.

Beberapa kelebihan dari IRC tire adalah ban GT Radial yang dapat dilepas tanpa alat, jika dipacu pada kecepatan 80 km/jam tidak akan lepas, sangat nyaman, bila sedang berbelok maka ban akan mengikuti bentuk kontur permukaannya. Mengingat kualitas ban IRC yang berstandar internsional, kami sebagai remaja Indonesia sangat bangga karena produksi dalam negeri kita sendiri dapat diakui kualitasnya secara internasional.

Selanjutnya acara disambung dengan makan siang. Setelah makan siang kami mengikuti sebuah workshop yang dibawakan oleh Bapak Tanadi Santoso. Workshop yang bertajuk mengenai “Words of Mouth” bagaimana cara agar produk kita bisa diingat orang, bagaimana cara membuat suatu iklan yang menarik,hal apa saja yang perlu dilakukan untuk membuat orang tentang produk kita, dll. Saya merasa sangat puas dengan pengajaran Bapak Tanadi yang begitu membukakan pikiran kami terhadap ide-ide yang baru. Beliau memang benar-benar motivator yang sangat hebat.

Selanjutnya adalah sesi penutup dimana kami dijelaskan mengenai lomba pembuatan blog dan facebook. Setelah itu kami segera pulang menuju tempat pertama kali kami berkumpul. Wisma Gajah Mada.